Senin, 09 Maret 2015

WAWANCARA
TUGAS MATA KULIAH “BELAJAR dan PEMBELAJARAN”
1.      Liza Amelia     (0610074912)
2.      Puji Lestari (0610074712)
PMTK 4 A
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2015
Wawancara terhadap salah satu guru matematika di sebuah SMP di Wonokerto Pekalongan. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelajaran matematika dimata siswa SMP. Selain itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode guru matematika SMP ketika mengajar di kelas.
Narasumber 1 (guru)
Nama guru      : Sihriyah
Tempat, tanggal lahir  : Pekalongan, 25 Maret 1975
Alamat                        : Desa Api-api RT 02 RW 01 Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan
SMP ISLAM FQ WONOKERTO

Pewawancara    : “Assalamu’alaikum”
Narasumber       : “Wa’alaikum salam”
Pewawancara    : “Selamat sore bu. Saya Puji Lestari dan ini teman saya Liza Amelia. Kami dari Universitas Pekalongan prodi Pendidikan Matematika. Kami mendapat tugas mewawancarai seorang guru matematika, apakah ibu bisa?”
Narasumber     : “Owh iya, saya bisa.”
Pewawancara  : “Terima kasih bu, Ibu sekarang mengajar kelas berapa saja?”
Narasumber     : “Saya hanya mengajar kelas VII.”
Pewawancara  : “Bagaimana cara ibu mengajar matematika ketika di kelas?”
Narasumber     : “Saya menggunakan metode ceramah dan diselingi dengan diskusi kelas yang disesuaikan dengan materi.”
Pewawancara  : “Apakah ibu menggunakan alat peraga dalam mengajar matematika?”
Narasumber     : “Iya, saya menggunakan alat peraga untuk mempermudah penyampaian jika diperlukan dalam materi yang saya ajarkan. Agar siswa tidak hanya membayangkan saja tetapi bisa secara langsung melihat dan mempraktikkannya, siswa juga akan lebih mengena dengan menggunakan alat peraga.”
Pewawancara  : “Bagaimana bu, respon anak-anak dalam mengikuti pelajaran matematika dikelas?”
Narasumber     : “Siswa antusias, aktif dalam mengikuti pelajaran karena sebelum pembelajaran saya selalu memberikan stimulus pada siswa. Stimulus yang saya berikan yaitu tentang penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu saya juga mengantarkan anak-anak untuk menyukai matematika, saya selalu menanamkan pada anak bahwa matematika itu tidak sulit, mereka saya suruh mencoba dan ketika mereka dapat memecahkan masalah tersebut mereka akan menganggap bahwa matematika itu tidak sulit.”
Pewawancara  : “Dalam memberikan tugas, menurut ibu lebih efektif secara individu atau kelompok?”
Narasumber     : “Saya lebih sering memberikan tugas individu, karena agar saya dapat mengukur kemampuan masing-masing siswa. Tetapi kadang-kadang saya juga memberikan tugas kelompok jika sekiranya tugas itu sedikit berat untuk siswa, dengan tugas kelompok saya berharap siswa dapat bekerja sama dengan temannya dan agar yang siswa yang pandai dapat mengajari temannya yang kurang memahami materi.”
Pewawancara  : “Di dalam kelas kan tidak semua siswa itu pandai dan aktif. Nah, bagaimana ibu mengatasi siswa yang kurang aktif atau kurang dalam pemahaman pelajaran matematika?”
Narasumber     : “Untuk mengatasi siswa yang seperti itu saya berikan perhatian lebih dan pendekatan khusus. Itu tidak hanya didalam kelas, diluar kelaspun jika ada anak yang minta tambahan pelajaranakan saya berikan. Kemudian saya beri dia motivasi agar si anak tersebut tidak minder dengan yang lainnya, karena jika anak sudah merasa down, itu akan sulit dalam proses pembelajaran.”
Pewawancara  : “Menurut ibu, kurikulum yang baik dan sesuai untuk pembelajaran sekarang ini apakah kurikulum 2013 atau dengan kurikulum KTSP?”
Narasumber     : “Untuk kondisi Sumber Daya Manusia disekolah saya, masih kurang responnya terhadap kurikulum 2013. Penguasaan materi siswa lebih bagus dengan KTSP. Apalagi jika sekolahnya didaerah terpencil dan pinggiran, karena guru yang mendampingi juga kurang, mungkin berbeda jika dibandingkan dengan sekolah yang ada di kota.”
Pewawancara  : “Dari sekian banyak materi matematika yang ibu ajarkan, kira-kira materi apa yang menurut siswa itu sulit?”
Narasumber     : “Selama saya mengajar. Materi garis dan sudut yang siswa kurang memahami. Yang kedua yaitu himpunan, padahal sebenarnya himpunan itu mudah namun sering membuat bingung siswa. Jadi saya harus menggunakan metode yang kira-kira dapat ditangkap oleh siswa.”
Pewawancara  : “Terima kasih bu atas waktunya, mungkin hanya ini yang saya tanyakan dan kami mohon maaf jika telah mengganggu ibu. Terima kasih”
Narasumber     : “Iya sama-sama, tidak apa-apa”
Pewawancara  : “Kami permisi bu, assalamu’alaikum”
Narasumber     : “wa’alaikum salam”
Kesimpulan   :
            Dari hasil wawancara yang kami lakukan ternyata metode yang digunakan narasumber yaitu dengan metode ceramah dan diselingi dengan diskusi dan sebelum dimulai materi diberi stimulan terlebih dahulu agar anak-anak menjadi konsen terhadap materi yang diberikan. Narasumber juga menggunakan metode pendekatan secara personal dengan murid yang kurang paham akan materi yang diberikan  agar tidak down dan menjadi giat untuk mempelajari materi yang diberikan. Narasumber juga banyak memberikan tugas individu kepada siswa agar terlatih dalam mengerjakan soal-soal matematika. Menurut narasumber sebenarnya kurikulum 2013 sangat baik tapi kalau dilihat dari SDM murid-murid itu kurang baik karena murid-murid merasa terbebani dengan kurikulum 2013.

Narasumber 2 ( murid )
Nama               : Via Khabibatul Aulia
TTL                 : Pekalongan, 9 juli 2002
Kelas               : VII
Alamat                        : Api-api, Rt 01/01,Kec.Wonokerto

Pewawancara  : ”Assalamu’alaikum?”.
Narasumber     : “wa’alaikumsalam”.
Pewawancara  : “adek via sebelumnya saya minta maaf sudah mengganggu, saya mau bertanya tentang matematika. Menurut kamu matematika itu mata pelajaran yang bagaimana?”.
Narasumber     : “menurut saya matematika itu agak sulit, karena ada materi yang sulit dan ada yang mudah”.
Pewawancara  : “memangnya yang membuat matematika sulit itu apa dek?”.
Narasumber     : ”sulitnya itu ya untuk memahami dan ketelitian mengerjakan”.
Pewawancara  : ”memangnya materi apa yang mudah dan yang sulit menurut adek?”.
Narasumber     : ”yang mudah itu seperti himpunan dan yang sulit itu seperti diagram venn, soal-soal cerita, garis bilangan, garis dan sudut”.
Pewawancara  : ”oh itu dek, terus bagaimana guru matematika adek saat mengajar dikelas?”.
Narasumber     : ”guru matematika saya kalau mengajar enak kak soalnya kalau tidak paham siulang-ulang terus sampe paham tapi kalau tidak memperhatikan tidak aka diurusi”.
Pewawancara  : ”terus guru matematika adek pernah memberi tugas?”.
Narasumber     : ”kalau tugas setiap hari kak”.
Pewawancara  : ”memangnya tugas pribadi/ tugas kelompok dek yang sering diberikan?”.
Narasumber     : ”biasanya tugas pribadi kak dan itu hampir setiap hari”.
Pewawancara  : ”tugasnya itu sulit atau mudah dek?”.
Narasumber     : ”tugasnya kadang mudah kadang sulit”.
Pewawancara  : ”lha terus adek pingin bisa matematika tidak?”.
Narasumber     : ”ya sebenarnya ingin bisa kak”.
Pewawancara  : ”kalau begitu sering-sering mangerjakan soal biar bisa mengerjakan matematika. oh ya dek menurut adek kurikulum 2013 itu bagaimana?”.
Narasumber     : ”menurut saya materinya membingungkan kak karena banyak soal ceritanya”.

Kesimpulan   :
Dari hasil wawancara menurut narasumber (murid SMP) sebenarnya pelajaran matematika itu tidak terlalu sulit karena hanya butuh ketelitian dalam mengerjakan. Narasumber juga menyukai metode-metode yang digunakan oleh gurunya yaitu dengan ceramah dan diajari secara berulang-ulang sampai paham. Tapi metode pemberian tugas individu dan kelompok menurut narasumber  tugasnya terlalu banyak. Menurut narasumber kurikulum 2013 itu materinya terlalu membingungkan karena banyak soal-soal cerita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar