Tak ubahnya dengan sistem organ yang lain, sistem
gerak juga dapat mengalami gangguan atau kelainan. Faktor-faktor penyebab
gangguan atau kelainan, antara lain disebabkan oleh kebiasaan, pola hidup, atau
bisa pula berasal dari pembawaan. Berikut contoh-contoh kelainan dan gangguan
yang terjadi pada tulang.
1.
Kelainan
dan Gangguan pada Tulang.
Terdapat beberapa kelainan dan gangguan yang dapat terjadi
pada tulang, di antaranya, rakhitis, osteoporosis, mikrosefalus, patah tulang,
terkilir, kelainan bentuk tulang, dan artritis.
a.
Kekurangan
Vitamin D.
Pada tubuh manusia, vitamin D dibentuk dari provitamin
D dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat dibutuhkan untuk proses
pelekatan kalsium di tulang ketika proses penulangan pada masa anak-anak.
Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena tubuh kurang mendapat sinar
matahari yang cukup. Akibatnya, anak yang kekurangan vitamin D ini menderita kelainan
pertumbuhan yang disebut rakhitis. Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua kaki yang
berbentuk X atau O (Gambar 4.26).
Gambar 4.26 Rakhitis
pada anak-anak. Penderita memiliki kaki berbentuk X atau O.
b.
Osteoporosis.
Osteoporosis adalah kelainan tulang, yaitu kondisi
tulang menjadi lebih lunak. Hal tersebut dapat terjadi karena kekurangan
hormon-hormon tertentu yang membantu pelekatan kalsium. Selain itu, penderita
kelainan ini dapat disebabkan juga oleh kekurangan kalsium dalam makanannya
sehingga tubuhnya menggunakan kalsium yang tersimpan pada tulangnya. Akibatnya,
pada tingkat tertentu tulang menjadi lebih lunak (Gambar 4.27).
c.
Mikrosefalus.
Mikrosefalus adalah kelainan pada ukuran kepala bayi
yang lebih kecil atau tidak proporsional. Hal tersebut disebabkan ketika hamil,
seorang ibu mengalami kekurangan kalsium sehingga pembentukan tengkorak bayi
tidak sempurna.
d. Patah Tulang (Fraktura).
Ada beberapa jenis
patah tulang, yaitu:
1) patah tulang terbuka, tulang yang patah mencuat keluar sehingga merobek kulit;
2) patah tulang tertutup, tulang yang patah tidak melukai kulit. Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yang dialami penderita
1) patah tulang terbuka, tulang yang patah mencuat keluar sehingga merobek kulit;
2) patah tulang tertutup, tulang yang patah tidak melukai kulit. Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yang dialami penderita
e.
Terkilir.
Seseorang dikatakan terkilir karena ligamen yang
membungkus persendian tertarik ketika melakukan gerakan yang tiba-tiba atau
tidak biasa dilakukan. Pada kasus dislokasi, ligamen sobek sehingga sendi
bergeser. Dislokasi disebut juga urai
sendi.
f.
Kelainan
Bentuk Tulang Belakang.
Kebiasaan duduk yang salah atau kebiasaan membawa
beban hanya di satu sisi tubuh saja, dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan
tulang belakang. Ada beberapa jenis kelainan, yaitu: 1) lordosis, jika bagian
leher dan panggul menjorok ke depan; 2) kifosis, jika posisi punggung dan panggul menjorok ke
belakang; 3) skoliosis, jika punggung membengkok ke samping.
Gambar 4.28 Cacat
tulang akibat kebiasaan duduk yang salah (a) kifosis, (b) lordosis, dan (c)
skoliosis.
g.
Artritis.
Artritis adalah gangguan pada persendian. Artritis
dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Artritis
gout, terjadi karena adanya timbunan
asam urat. Pada umumnya, terjadi pada sendi-sendi tangan. Akibatnya,
sendi-sendi tangan terlihat lebih besar. 2) Osteoartritis
disebabkan oleh menipisnya lapisan
tulang rawan di ujung tulang. Hal tersebut menyebabkan persendian sakit ketika
digerakkan. 3) Artritis eksudatif, terjadi karena serangan kuman tertentu yang
menyebabkan peradangan pada persendian. Sendi dipenuhi oleh cairan getah
bening. 4) Artritis sikka, terjadi karena berkurangnya cairan sinovial. Hal
tersebut menyebabkan rasa sakit ketika menggerakkan persendian.
2. Kelainan dan Gangguan pada Otot
Otot sebagai alat gerak aktif dapat mengalami
gangguan. Jika mengalami gangguan, kerja otot dapat terganggu. Gangguan pada
otot dapat terlihat, contohnya jika kita bergerak mengalami rasa sakit pada
bagian betis atau bagian lainnya. Berikut contoh kelainan dan gangguan yang
terjadi pada otot.
a. Atrofi. Atrofi
adalah keadaan otot menjadi sangat kecil sehingga tidak mampu berkontraksi.
Pada umumnya, atrofi terjadi karena lama tidak menggunakan otot tersebut.
Misalnya, tidak dapat berjalan karena terlalu lama terbaring sakit.
b. Tetanus. Tetanus
adalah keadaan otot yang kejang karena terus-menerus menerima rangsang.
Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium
tetani, bakteri yang menghasilkan
zat serupa asetilkolin sehingga otot terus terangsang untuk berkontraksi.
c. Miastenia Gravis. Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Penderitanya perlahan-lahan
mengalami pelemahan pada otot-otot tubuhnya hingga akhirnya tidak berfungsi
sama sekali. Pada umumnya, penderita kelainan ini meninggal karena otot-otot
yang berhubungan dengan sistem pernapasan tidak dapat berkontraksi.
d. Kelelahan Otot. Kelelahan
otot terjadi karena otot terus-menerus berkontraksi. Pada akhirnya, otot akan
mengalami kejang atau biasa disebut sebagai kram.
e. Distrofi. Mirip
dengan atrofi, penderita distrofi mengalami otot yang mengecil dan tidak dapat
berfungsi normal. Namun, distrofi terjadi karena kelainan sejak lahir,
diperkirakan kelainan ini bersifat genetis.
f. Hernia. Hernia
disebabkan selaput peritonial yang membatasi rongga perut melemah sehingga
tidak mampu menyangga usus. Akibatnya, usus turun dan terkadang mencapai testis
atau sampai ke daerah lipat paha.
B. Kelainan dan Gangguan pada sistem Pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam.
Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik
dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang
kurang tepat, adanya infeksi dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat
terjadi pada system pencernaan kita, diantaranya :
1. Gastritis.
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada
lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan
yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida
(HCL) pada lambung terlalu tinggi.
2. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat
infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau
makanan.
3. Diare
Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput
dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer.
Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau
kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga,
laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases
yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas,
gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi
bakteri Shigella pada dinding usus besar.
4. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan
sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases
mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan
air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini
terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga
karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu,
banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air
dapat mencegah gangguan ini.
5. Apendiksitis
Apendiksitis merupakan gangguan yang terjadi karena
peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai
cacing. Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
6.
Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemeroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan
pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam
beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
7. Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa
perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini
disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang,
pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
8. Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh
beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam
tipus dan paratipus.
9. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem
pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan
oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan,
stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat
merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir
lambung akan rusak.
10. Malnutrisi (kurang gizi)
Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya
pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel
pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh
adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan
pada umumnya menyerang anak-anak.
C. Kelainan dan Gangguan pada sistem Pernafasan
Proses respirasi pada manusia melibatkan berbagai organ respirasi mulai
dari lubang hidung hingga gelembung paru-paru ( alveoli ) bahkan sampai ke
dalam sel / jaringan tubuh.
Kelainan dan gangguan pada sistem respirasi , dapat terjadi dan
ditemukan pada organ-organ penyusun sistem maupun proses pernapasannya.
Beberapa kelainan dan gangguan yang umum pada
sistem respirasi, antara lain :
1.
Asfiksi, merupakan gangguan dalam proses transportasi oksigen ke jaringan atau
penggunaan oksigen oleh jaringan. Penyebab asfiksi bisa jadi terletak dalam
paru-paru, pembuluh darah ataupun sel / jaringan tubuh.Pada kasus tenggelam
misalnya, alveolus bisa terisi air sehingga akan mengganggu transportasi
oksigen ke dalam sel / jaringan.Pada kasus keracunan gas monoksida atau
karbondioksida , hemoglobin mengikat karbonmonoksida sehingga kemampuan
hemoglobin mengikat oksigen mejadi berkurang..
2.
Asma, merupakan gangguan pada sistem pernapasan dengan gejala sukar bernapas
, bunyi mendesah, batuk-batuk, dan merasa sesak di dada. Kelainan ini dapat
disebabkan karena alergi terhadap benda ( debu, bulu atau lainnya ), suasana
tertentu ataupun kondisi psikis ( emosi dan stress ).
3.
Bronkhitis, merupakan radang pada selaput lendir dari trakhea dan saluran
bronkhial . Gejala umum antara lain : batuk-batuk, demam, dan sakit dibagian
dada.
4.
Dipteri, merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan bagian atas yang
disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae. Racun bacteri yang menyebar
melalui aliran darah dapat merusak selaput jantung, menimbulkan demam,
kelelahan dan kadang lumpuh bahkan bisa sampai menyebabkan meninggal dunia.
5.
Emfisema, merupakan suatu kondisi non infeksi dimana permukaan alveoli menjadi
meluas berlebihan dan mengakibatkan penggelembungan paru-paru yang berlebihan
akibatnya pernapasan menjadi bertambah sulit.
6.
Faringitis, , berupa perdangan pada faring yang disebabkan oleh infeksi bacteri
atau virus tertentu. Peradangan dapat juga terjadi akibat terlalu banyak
merokok. Tanda umum, rasa sakit saat menelan makanan, dan kerongkongan terasa
kering sekali.
7.
Kanker paru-paru, , merupakan tumor ganas yang sering terbentuk di dalam epitel
bronkhial. Banyak dialami oleh laki-laki usia tengah tua yang banyak merokok.
8.
Pneumonia, merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bacteri atau
virus. Bisa juga oleh penyebab lain yang belum dikenali
9.
Rinitis, merupakan radang pada membran mukosa rongga hidung yang menyebabkan
bengkak dan mengeluarkan banyak lendir. Biasanya disebabkan oleh alergi
terhadap sesuatu benda atau keadaan.
D. Kelainan dan Gangguan pada
sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada manusia dan kelaina / penyakit pada sistem peredaran darah pada manusia
Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari darah dan alat
peredaran darah. Darah terdiri dari bagian yang cair dan bagian yang padat.
Alat peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh-pembuluh darah yakni
arteri, vena, da kapiler.
Proses
pembekuan darah
Jika suatu jaringan tubuh terluka maka trombosit pada permukaan yang
luka akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase (tromboplastin).
B.
Alat-Alat Peredaran Darah
Beberapa gangguan pada sistem peredaran
darah
1.
Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak berbentuk
plak (kerak) yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel otot polos yang di
infiltrasi oleh lipid (lemak)
2. Anemia
yaitu rendahnya kadar hemoglobin dalam darah atau berkurangnya jumlah eritrosit
dalam darah
3. Varises yaitu pelebaran pembuluh darah di betis
4. Hemeroid (ambeien) pelebaran pembuluh darah di sekitar dubur
5.Ambolus
yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
6.Trombus
yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak .
7.Hemofili
yaitu kelainan darah yang menyebabkan darah sukar membeku (diturunkan secara
hereditas)
8.Leukemia
(kanker darah ) yaitu peningkatan jumlah eritrosit secara tidak terkendali.
9.Erithroblastosis
fetalis yaitu rusaknya eritrosit bayi/janin akibat aglutinasi dari antibodi
yang berasal dari ibu.
10.Thalasemia
yaitu anemia yang diakibatkan oleh rusaknya gen pembentuk hemoglobin yang bersifat
menurun.
11.Hipertensi
yaitu tekanan darah tinggi akibat arteriosklerosis
12.Hipotensi
Penyakit ini merupakan keadaan yang berlawanan dengan hipertensi, yaitu suatu keadaan di mana tekanan darah seseorang turun di bawah tekanan darah normal.
Penyakit ini merupakan keadaan yang berlawanan dengan hipertensi, yaitu suatu keadaan di mana tekanan darah seseorang turun di bawah tekanan darah normal.
13.Sklerosis
Sklerosis ditandai dengan adanya pengerasan pada pembuluh nadi. Pengerasan ini disebabkan oleh endapan senyawa lemak maupun kapur.
Sklerosis ditandai dengan adanya pengerasan pada pembuluh nadi. Pengerasan ini disebabkan oleh endapan senyawa lemak maupun kapur.
14.Miokarditis
Penyakit ini diakibatkan radang yang terjadi pada otot jantung.
Penyakit ini diakibatkan radang yang terjadi pada otot jantung.
15.Janting
Koroner
Jantung koroner merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Pada tahun 1976 di Amerika, kasus kematian 38% disebabkan karena penyakit jantung koroner. Penyakit ini disebabkan tersumbatnya pembuluh darah arteri oleh lemak, sehingga aliran darah menuju jantung tidak lancar.
Jantung koroner merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Pada tahun 1976 di Amerika, kasus kematian 38% disebabkan karena penyakit jantung koroner. Penyakit ini disebabkan tersumbatnya pembuluh darah arteri oleh lemak, sehingga aliran darah menuju jantung tidak lancar.
16.Eritroblastosis
Fetalis / Penyakit Kuning
Penyebab penyakit ini adalah rusaknya sel darah merah bayi oleh aglutinin ibunya.
Penyebab penyakit ini adalah rusaknya sel darah merah bayi oleh aglutinin ibunya.
17.Elephantiasis
/ Penyakit kaki gajah
Penyakit kaki gajah disebabkan karena larva cacing filaria. Larva cacing filaria ini masuk ke dalam darah melalui gigitan nyamuk Culex sp. Larva ini kemudian terbawa dalam peredaran darah. Di dalam pembuluh getah bening (limfa) larva akan menetas menjadi cacing. Cacing-cacing tersebut akan menyumbat saluran limfa dan menyebabkan pecahnya saluran limfa. Cairan limfa yang keluar dari saluran inilah yang akan mengisi jaringan di bagian kaki sehingga kaki menjadi bengkak
Penyakit kaki gajah disebabkan karena larva cacing filaria. Larva cacing filaria ini masuk ke dalam darah melalui gigitan nyamuk Culex sp. Larva ini kemudian terbawa dalam peredaran darah. Di dalam pembuluh getah bening (limfa) larva akan menetas menjadi cacing. Cacing-cacing tersebut akan menyumbat saluran limfa dan menyebabkan pecahnya saluran limfa. Cairan limfa yang keluar dari saluran inilah yang akan mengisi jaringan di bagian kaki sehingga kaki menjadi bengkak
18.Anemia
pernisiosa
Penyakit di mana tubuh tidak mampu menyerap vitamin B - 12.
Penyakit di mana tubuh tidak mampu menyerap vitamin B - 12.
19.Eritroblastosis
fetalis
Rusaknya eritrosit bayi di dalam kandungan karena perbedaan rhesus dengan ibu.
Rusaknya eritrosit bayi di dalam kandungan karena perbedaan rhesus dengan ibu.
20.Aneurisma
Penyakit pelebaran pembuluh arteri karena lemahnya dinding otot.
Penyakit pelebaran pembuluh arteri karena lemahnya dinding otot.
21.Sickel
Cell Anemia (SCA)
Penyakit berupa kelainan sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit, akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida berkurang.
Penyakit berupa kelainan sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit, akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida berkurang.
22.leukopeni
jumlah sel darah putih kurang dari normal
jumlah sel darah putih kurang dari normal
23.Diseksi
Aorta (Aneurisma yang terbelah,Hematoma yang
terbelah) adalah suatu keadaan yang sering berakibat fatal,
dimana lapisan dalam dari dindingaorta mengalami robekan
sedangkan lapisan luarnya utuh; darah mengalir melalui robekan
dan membelah lapisan tengah serta membentuk saluran baru di
dalam dinding aorta.
terbelah) adalah suatu keadaan yang sering berakibat fatal,
dimana lapisan dalam dari dindingaorta mengalami robekan
sedangkan lapisan luarnya utuh; darah mengalir melalui robekan
dan membelah lapisan tengah serta membentuk saluran baru di
dalam dinding aorta.