Pada zaman ini, angka merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Contohnya, tanggal pada kalender, nilai nominal pada uang,
dan banyak lagi.Bisakah anda bayangkan bagaimana
dunia bila tidak ada angka? Pasti segala sesuatu akan menjadi sangat berantakan dan tidak teratur.
Tapi, bagaimanakah sebenarnya
sejarah munculnya angka tersebut? Apakahsebenarnya yang disebut angka atau bilangan? Siapa saja tokoh-tokoh dalam
sejarah yang berpengaruh dalam ilmu matematika?
Bilangan dan angka
Dalam penggunaan sehari-hari, angka dan bilangan seringkali dianggap
sebagai dua hal yang sama. Sebenarnya, angka
dan bilangan mempunyai pengertian yang berbeda. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan
untuk pencacahan dan pengukuran. Sedangkan angka
adalah suatu simbol atau lambang yang digunakan untuk mewakili satu bilangan. Contohnya, bilangan lima dapat
dilambangkan dengan angka 5 maupun menggunakan angka romawi V. Lambang ”5”
dan ”V” yang digunakan untuk melambangkan bilangan lima disebut sebagai angka. Jadi, sebenarnya benda
apakah yang biasa kita sebut dengan
bilangan itu?
Setiap bilangan, misalnya bilangan yang kita lambangkan dengan angka 1, sesungguhnya adalah konsep abstrak yang
tidak bisa tertangkap oleh indra manusia, tetapi bersifat universal.
Misalnya, tulisan atau ketikan 1. Yang anda liat di kertas dan sedang anda baca saat ini bukanlah
bilangan 1, melainkan hanya lambang dari bilangan satu yang
tertangkap oleh indera penglihatan anda berkat adanya pantulan cahaya
dari kertas ke mata anda. Demikian pula
bila anda melihat lambang yang sama di papan tulis, yang anda lihat
bukanlah bilangan 1, melainkan tinta dari spidol yang membentuk
lambang dari bilangan 1. Dalam
matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan asli,
bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan irasional, dan
lain-lain.
Bilangan asli merupakan salah satu konsepmatematika yang paling sederhana dan termasuk konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia, bahkan beberapa penelitian menunjukkan beberapa jenis kera besar juga bisa menggunakannya. Bilangan asli terdiridari bilangan bulat positif yang bukan nol (1, 2,
3, 4,....). Wajar bila jenis pertama
dari bilangan yang digunakan untuk menghitung ini tidak menggunakan nol.
Karena sebenarnya dalam
kehidupan sehari-hari kita tidak membutuhkan
bilangan nol. Seperti dalam menghitung apel pada gambar di bawah, kita
tidak menghitungnyadengan cara
menghitung dari nol (nol apel, satu apel, dua apel, ....) melainkan dengan
menghitung dari satu. Atau saat ditanya berapa apel yang kamu
punya, kita akan lebih cenderung
menjawab tidak punya apel ketimbangmenjawab saya punya nol apel.
Perkembangan angka dan angka dari berbagi tempat
Kemungkinan
terbesar manusia mulai menghitung adalah setelah bahasa berkembang. Saat itu jari-jari tangan merupakan alat hitung
yang paling alami. Itulah sebabnya mengapa sistem perhitungan yang kita
gunakan saat ini menggunakan bilangan berbasis 10. Untuk mencari
bukti sejarah, ukiran pada batu atau kayu adalah solusi yang paling alami. Dari
bukti sejarah, sistem hitung yang
paling awal terdiri dari simbol berulang yang masing-masing terdiri dari
sepuluh, yang diikuti oleh pengulangan simbol untuk satu. Untuk contoh
pada angka-angka yang digunakan saat ini seperti 1 sampai 10,
kemudian 11 (simbol bilangan satu diulang pada simbol bilangan sebelas sebagai
penanda 11 adalah 10 + 1). Atau pada bilangan romawi, bilangan dua puluh satu
dilambangkan menjadi XXI (simbol angka sepuluh diulang kemudian dimulai lagi
dari satu sebagai penanda 20 adalah 10 + 10 +1)
1) Angka Mesir (3000-1600 SM)
Di Mesir, sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi, bukti sejarah yang
ditemukan menyebutkan bahwa satu disimbolkan sebagai garis
vertikal, sedangkan 10 diwakilkan oleh lambang ^. Orang mesir menulis
dari kanan ke kiri, jadi bilangan dua puluh tiga disimbolkan menjadi |||^^. Bila anda sulit mengartikannya menjadi 23,
bandingkanlah dengan angka romawi XXIII. Angka romawi tersebut pada
dasarnya adalah sistem Mesir, diadaptasi oleh Roma dan sampai sekarang masih
kita gunakan setelah kemunculan pertamanya yaitu lebihdari 5000 tahun
yang lalu.
Para juru tulis
Fir'aun (yang hartanya sangat sulit untuk dihitung) menggunakan suatu sistem
untuk menghitung angka-angka besar. Memang sulit digunakan, tapi tidak
diragukanlagi itu yang mereka pakai. Membaca versi tertulis dari angka-angka
besar mesir sama seperti menghitung total nilai dari koin-koin judi di Las
Vegas. Orang-orang mesir kuno meletakan angka
yang besar di kanan, dan yang kecil di kiri. Jadi, untuk keperluan demonstrasi, bayangkanlah
koin A bernilai 100.000, koin B bernilai 10.000, koin C bernilai 1.000, koin D bernilai 100, koin E bernilai 10, dan koin F
bernilai 1. dengan nilai-nilai itu, angka Mesir FEEEDDDDDDCCCCBBBAA bisa
mewakilkan angka 234.641. Dan angka-angka besar seperti ini berperan dalam
dokumen yang mendeskripsikan harta-harta milikfiraun. Simbol Mesir untuk angka
besar seperti 100.000, adalah suatu simbol yang seperti burung, tetapiangka-angka
yang lebih kecil dilambangkan dengan garis lurus dan melengkung.
2) Angka Babylonia (1750 SM)
Orang-orang
Babylonia, menggunakan sistem bilangan berbasis 60. Sistem ini benar- benar sulit digunakan, karena secara logika
seharusnya membutuhkan 59 simbol yang berbeda (sama seperti sistem desimal berbasis 10 saat inimempunyai simbol yang berbeda sampai 9). Sebaliknya, angka di bawah 60 dilambangkan dengan kelompok-kelompok sepuluh.
Angka Babylonia
Yang menyebabkan bentuk tertulisnya sangan aneh jika dibandingkan dengan
composisi aritmatika manapun.
Melalui keunggulan orang Babylonia pada bidang astronomi, sistem
perhitungan berbasis 60 mereka masih
ada sampai sekarang pada 60 detik dalam satu menit, dan pada pengukuran
sudut, 180 derajat pada jumlah sudut segitiga dan 360 derajat pada sudut
satu lingkaran. Dan jauh setelah itu, saat waktu bisa
diukur dengan akurat, sistem yang sama jugadigunakan dalam 60 menit dalam 1
jam.
Orang Babylonia mengambil langkah krusial menuju suatu sistem perhitungan
yang lebih efektif. Mereka
memperkenalkan konsep nilai tempat, yaitu angka yang sama bisa mempunyai nilai yang berbeda tergantung letak angka
pada urutan. Untuk lebih jelas, kita ambil contoh angka 222. Pada angka
tersebut terdapat tiga angka 2 yang mempunyai nilai yang berbeda-beda, yaitu 200, 20, dan 2. Tapi konsep ini baru dan merupakan
langkah yang sangat berani bagi orang Babylonia. Untuk mereka, dengan sistem
perhitungan berbasis 60, sistem nilai
tempat lebih sulit untuk digunakan. Untuk mereka angka simpel seperti 222
mempunyai nilai 7322 bila menggunakan sistem hitung berbasis 10 yang kita
gunakan (2 x60 kuadrat + 2 x 60 + 2)
Sistem nilai
tempat membutuhkan suatu tanda yang bermakna ”kosong”, untuk saat-saat dimana
jumlah nilai pada satu kolom sama dengan kelipatan 60. Dari sinilah awal
mula angka 0. Meskipun bilangan nol itu
sendiri belum ada, dan angka 0 tidak mempunyai nilai numerik
tersendiri.
3) Angka Suku Maya
Suku maya, sama seperti suku Aztec, menggunakan sistem bilangan berbasis
20.Seperti orang Babylonia, suku Maya menggunakan sistem nilai tempat, dan
tentu saja, angka nol. Mereka
menggunakan 3 set grafik notasi yang berbeda untuk mewakili angka:
a) Dengan titik dan garis,
b) Dengan figur antropomorfik, dan
c) dengan
simbol.
Angka suku Maya
Figur di atas melambangkan angka 0-10 untuk suku
Maya
4) Angka Romawi 300 SM
Angka romawi
menggunakan sistem bilangan berbasis 5. Angka I dan V dalam angkaromawi
terinspirasi dari bentuk tangan, yang merupakan alat hitung alami. Sedangkan
angka X/ lambang dari 10, adalah gabungan dua garis miring yang melambangkan 5.
Dan L, C, D,dan M, yang secara urut mewakili 50, 100, 500, dan 1.000, merupakan
modifikasi dari simbol V dan X.
Garis yang miring mewakili jempol, yang kemudian
menjadi simbol limaX(10) adalah gabungan dua garis miring
Symbol L, C, D, & M merupakan memodifikasi dari
simbol V & X
Untuk menulis angka, orang Romawi menggunakan sistem
penjumlahan : V + I = VI (6) atau C + X + X + I = CXXI (121), dan sistem
pengurangan : IX (I sebelum X = 9) atau XCIV (X sebelum C = 90, I sebelum V =
4)
5) Angka India-Arab (300 SM – sekarang)
Pada sistem
perhitungan Babylonia dan Maya, bentuk angka
tertulisnya masih sangan rumit untuk perhitungan aritmatika yang efisien.
Selain itu, angka nol belum berfungsi penuh.
Agar angka nol bisa memenuhi potensinya dalam matematika, setiap bilangan
harus mempunyai simbol sendiri atau
paling tidak angka-angka dasar dalam basis hitungan mempunyai simbol sendiri. Sistem ini kemungkinan
muncul pertama kali di India. Angka-angka yang
dipakai saat ini mengalami perubahan-perubahan bertahap sejak 3 abad sebelum
masehi.
Orang-orang India menggunakan lingkaran kecil saat tempat pada angka
tidak mempunyai nilai, mereka menamai lingkaran kecil
tersebut dengan nama sunya, diambil dari bahasa sansekerta yang berarti ”kosong”. Sistem ini telah
berkembang penuh sekitar tahun 800
Masehi, saat sistem ini juga diadaptasi di Baghdad. Orang arab menggunakan
titik sebagai simbol ”kosong”, dan memberi nama dengan arti yang
sama dalam bahasa arab, sifr.
Sekitar dua
abad kemudian angka India masuk ke Eropa dalam manuskrip Arab, dan dikenal
dengan nama angka Hindu-Arab. Dan angka Arab sifr berubah
menjadi ”zero” dalam bahasa Eropa modern, atau dalam bahasa
Indonesia, ”nol”. Tetapi masih perlu berabad-abadlagi sebelum ke-sepuluh angka
Hindu-Arab secara bertahap menggantikan angka romawi di Eropa, yang diwarisi
dari masa kekaisaran Roma.
AL-KHAWARIZMI
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad
Ibn Musa al-Khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff.
Al-Khawarizmi dikenal di Barat
sebagai Al-Khawarizmi, Al-Cowarizmi, Al-Ahawizmi, Al-Karismi,
Al-Goritmi, Al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi.
Beliau dilahirkan di
Bukhara. Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan Al-Khawarizmi. Al-Khawarizmi
telah wafat antara tahun 220 dan 230M.
Ada yang mengatakan Al-Khawarizmi
hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M.
Sumber lain
menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/ 780M dan
meninggal tahun 266H/ 850M di Baghdad.
Dalam pendidikan telah dibuktikan bahwa Al-Khawarizmi
adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan
keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang
falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan
kimia.
Beliau telah
menciptakan pemakaian Sinus dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau
bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.
Beliau bekerja dalam sebuah observatory
yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya
untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka
India dan cara-cara perhitungan India
pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam
berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali
memperkenalkan aljabar dan hisab (ilmu hitung Islam). Banyak lagi ilmu
pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan
menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan
sampai sekarang.
Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat.
Inidapat dibuktikan bahwa G.Sarton mengatakan bahwa “pencapaian-pencapaian
yang tertinggi telah diperoleh oleh
orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain,Wiedmann
berkata…." Al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang
yang mengabdikan hidupnya untuk dunia
sains". Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yangdiperkenalkan
oleh Al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar